Wajib hukumnya!Biasanya perusahaan-perusahaan besar, terutama perusahaan asing, sudah memiliki program pelatihan sangat terencana untuk para karyawannya. Bahkan, Bank Indonesia menerapkan peraturan yang mewajibkan semua bank di Indonesia memiliki anggaran buat pelatihan karyawan.
Sayangnya masih ada beberapa perusahaan yang belum menyediakan fasilitas ini bagi karyawannya. “Mungkin perusahaan tersebut memang kurang sensitif terhadap perkembangan zaman dan persaingan. Padahal untuk bisa menghadapi dua hal tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang kreatif dan up-to-date terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemungkinan lain, hal ini semata-mata disebabkan terbatasnya anggaran perusahaan untuk melakukan pelatihan, sehingga kurang memungkinkan untuk menyediakan fasilitas tersebut,” jelas Dewi Sekar Utami, Training Consultant dari Divisi Training FirstAsia Consultants.
Saya juga boleh?Jika selama ini kita berpikir hanya para 'petinggi' alias level manajer ke atas yang berhak mendapat kesempatan pelatihan, wah... salah banget! Menurut Dewi, semua berhak mendapatkan pelatihan, mulai dari low management sampai top management.
“Sebelum menentukan siapa dan jenis pelatihannya, perusahaan wajib 'mendiagnosis' seluruh karyawan di setiap divisi. Setelah ditemukan berbagai kesulitan atau permasalahan, barulah pihak perusahaan dapat menentukan program atau materi-materi training untuk mengatasi kendala tersebut, termasuk siapa saja yang bisa mengikutinya,” ujar Dewi.
Kita juga boleh, kok, mengajukan diri mengikuti training pada atasan atau HRD saat performance appraisal (penilaian kerja). Atau bisa juga, nih, kita mengevaluasi dulu hasil kerja pribadi dan tim. Dari sini bakal ketahuan, apa saja yang menjadi faktor penghambat kinerja kita selama ini. Diskusikan hal ini dengan atasan untuk mendapatkan jenis pelatihan yang cocok buat meningkatkan performa kerja kita.
Saya juga boleh?Jika selama ini kita berpikir hanya para 'petinggi' alias level manajer ke atas yang berhak mendapat kesempatan pelatihan, wah... salah banget! Menurut Dewi, semua berhak mendapatkan pelatihan, mulai dari low management sampai top management.
“Sebelum menentukan siapa dan jenis pelatihannya, perusahaan wajib 'mendiagnosis' seluruh karyawan di setiap divisi. Setelah ditemukan berbagai kesulitan atau permasalahan, barulah pihak perusahaan dapat menentukan program atau materi-materi training untuk mengatasi kendala tersebut, termasuk siapa saja yang bisa mengikutinya,” ujar Dewi.
Kita juga boleh, kok, mengajukan diri mengikuti training pada atasan atau HRD saat performance appraisal (penilaian kerja). Atau bisa juga, nih, kita mengevaluasi dulu hasil kerja pribadi dan tim. Dari sini bakal ketahuan, apa saja yang menjadi faktor penghambat kinerja kita selama ini. Diskusikan hal ini dengan atasan untuk mendapatkan jenis pelatihan yang cocok buat meningkatkan performa kerja kita.
Postingan
0 komentar:
Posting Komentar