Tak Semua Pria Seperti Itu!

Minggu, 05 Desember 2010

Anda boleh menilai sesuka hati tentang pria di samping Anda. Tapi jangan salah, meski pria cenderung cuek, mereka juga bisa protes!
Men are from Mars, and women are from Venus. Asalnya saja sudah beda, sudah pasti tabiatnya pun berseberangan. Lalu jika Anda terus mengeluh sifat dan kebiasaan pria, dengan gampang mereka akan berkata, “Memang sudah dari sananya. Ya begini lah sifat kami.” Eits, jangan keburu naik pitam, lebih baik dengarkan bantahan mereka. Siapa tahu bisa membuat Anda semakin memahami pria.
Kata Anda: “Pria itu tidak mau mendengarkan.”
Bantahan Pria: “Sebenarnya tergantung waktunya. Katanya wanita adalah makhluk yang sensitif, tapi kok, tidak bisa menerka mood kami? Misalnya ketika sama-sama pulang kerja. Anda datang kepada kami dengan setumpuk keluhan masalah di kantor. Dari mulai bos yang tidak pengertian, hingga sikap rekan kerja yang cari muka di depan atasan. Mau tahu apa yang ada di pikiran kami saat itu? Jangan-jangan justru Anda yang menyebalkan di kantor. Kalau di saat bertemu kami Anda terbiasa marah-marah, mengeluh, dan sebagainya, bagaimana saat Anda di kantor? Jadi wajar kan, jika kami malas mendengarkan?”
Kata Anda: “Pria itu kelewat cuek.”
Bantahan Pria: “Coba bayangkan apa yang akan terjadi ketika Anda menceritakan kisah tragis sahabat Anda yang baru ditinggal kekasihnya selama-lamanya, kami ikut menangis? Bukankah Anda akan menganggap kami cengeng? Atau ketika ponsel Anda tertinggal di dalam taksi, apa akan terlihat wajar jika kami heboh sendiri, dan ikut sibuk menelepon pangkalan taksi berkali-kali? Justru kami peka! Kami lihat Anda sudah begitu panik. Yang bisa kami lakukan adalah menenangkan Anda. Tapi apa yang kami dapat? Anda malah menganggap kami tidak perhatian, malah terkadang pikiran ekstrem Anda ‘bermain’ di situ. Dan tuduhan ‘tidak pengertian’ atau yang lebih parah, ‘tidak sayang’ begitu saja keluar dari mulut Anda. Hey, siapa sekarang yang tidak pengertian?”
Kata Anda: “Pria kerap berbohong untuk hal kecil.”
Bantahan Pria: “Bukannya Anda memang senang dibohongi? Saat berat badan Anda bertambah, Anda terus-terusan mengutarakan hal yang sama. ‘Kamu pasti tidak suka dengan badanku yang membesar!’ atau, ‘Kamu malu ya, mengajakku bertemu teman-teman dengan badanku yang gemuk ini?’ Kalau sudah begini, pantas saja jika kami memilih untuk membohongi Anda dengan kalimat-kalimat seperti, ‘Apanya yang gemuk, Sayang?’ lalu diikuti dengan kebohongan kedua, ‘Bahkan badan kamu tidak lebih gemuk dari model-model di majalah itu.’

Kata Anda: “Di pikiran pria cuma ada seks, seks, dan seks!”
Bantahan Pria: “Anda pasti tahu kan, setelah pertengkaran hebat, seks selalu ampuh untuk meredam semua emosi. Kalau Anda bisa sedikit lebih tenang dan tidak terus-terusan memulai pertengkaran, tentu saja kami tak melulu memikirkan seks. Soal kebiasaan kami melihat wanita seksi di jalan, itu semata-mata untuk menikmati keindahan yang diberikan Tuhan. Bukan berarti selalu seks yang kami bayangkan saat menatap mereka. Anda justru harusnya khawatir jika kami tak suka melihat wanita-wanita seksi itu.”
Kata Anda: “Satu hal yang tak bisa dilakukan pria: MULTITASKING!”
Bantahan Pria: “Fokus. Itulah yang selalu kami lakukan. Memangnya Anda mau kalau pekerjaan kami terbengkalai karena mengurus hal lain juga? Anggap saja kita akan merencanakan liburan bersama. Apa yang akan terjadi jika Anda memaksa kami mencari penerbangan dan penginapan untuk berlibur nanti? Sedangkan kami sedang bersusah payah menyiapkan presentasi di depan klien penting. Bukankah potensi batalnya liburan jadi lebih besar?”
Kata Anda: “Pria selalu ‘ramah’ pada semua wanita.”
Bantahan Pria: “Justru karena kami sadar kalau wanita itu supersensitif, makanya kami tak tega jika harus bersikap sinis pada wanita yang baik pada kami. Tapi Anda tenang saja. Walaupun terlihat baik pada mereka, itu sekadar menjaga perasaan saja. Jangan kira kami tak tahu jika mereka bermaksud mendekati kami. Sekali lagi, kami ini pria. Kami yang pegang kendali atas wanita yang ada di sekitar kami.”
PENULIS
Andhini Citra Dwi Gayatri, Cosmopolitan Indonesia
READ MORE - Tak Semua Pria Seperti Itu!
| More

Patah Hati? Jangan Sedih!


Putus cinta sudah tentu mendatangkan kekecewaan mendalam. Beragam rasa seolah berkecamuk di dalam dada. Dunia pun rasanya akan runtuh! Belum lagi air mata tiada henti mengalir. Oh, jangan dibiarkan terus berlarut-larut, dong!

Soal menyedihkan, sudah pastilah, namanya juga putus cinta. Tapi tentu Anda harus sanggup melampauinya dan menjalankan aktivitas seperti biasa. Bukankah cuti putus cinta tak pernah tercantum di peraturan perusahaan? Kali ini ada trik mengobati patah hati dengan self healing atau sembuh dan selaras secara menyeluruh (meliputi fisik, mental, emosi, dan spiritual) dari Reza Gunawan, sang praktisi penyembuhan holistik. Menurut Reza, patah hati bisa mengakibatkan gejala fisik, mental, emosi, dan spiritual. Berikut strategi singkat buat mengatasinya.
  1. Percayalah kalau semakin gencar usaha Anda untuk kembali pada si mantan, maka akan semakin susah buat mengatasi patah hati.
Ketimbang terus mencari strategi terampuh buat memperbaiki hubungan yang sudah lewat atau menyiapkan rencana superromantis ala film Hollywood untuk mengajak si dia kembali ke sisi Anda, Reza lebih menyarankan agar Anda merawat hati tercinta baik-baik.
  1. Izinkan semua rasa dan pikiran hadir.
Penjelasan dari Reza simpel saja,”Perasaan yang gegap gempita dalam hati itu, semakin ditolak akan semakin awet bercokol, dan kian dibolehkan hinggap maka akan semakin cepat tuntas, hilang tak berbekas.” Jelas, kan?
  1. Saat kesedihan menghampiri perasaan, hentikan segala aktivitas sejenak.
Letakkan sejenak remote televisi di tangan, hentikan sebentar kesibukan Anda mengetik atau, pinggirkan sesaat mobil yang tengah Anda kendarai lalu bersiaplah menghadapi kegalauan dalam hati.
  1. Patah hati bisa mendatangkan trauma atau kenangan yang kalau diingat-ingat bisa mengganggu dan jika tidak terus dipikir bisa kerap muncul.
Mau tahu cara mengusir trauma? Pertama, akuilah kalau kejadian tersebut sudah terjadi (ingat, sudah artinya telah berlalu!). Lalu kembali izinkan segala rasa buat berkecamuk di hati. Setelah itu berusahalah buat memetik pelajaran berharga dari pengalaman yang kurang menyenangkan tersebut. Jangan sampai berulang lagi di masa depan. Terakhir, cobalah buat memaafkan si mantan.
  1. Persiapkan hati Anda untuk menghadapi fase naik-turun yang ada di depan mata.
Saat kenangan buruk hadir, pasti Anda akan kembali sedih, dan ketika rasa lega bersemayam di dada, besar kemungkinannya Anda akan merasa lebih kuat. Hal ini bisa berlangsung selama beberapa saat.
  1. Coba ekspresikan perasaan Anda lewat komunikasi yang jujur dan tuntas.
Reza menyiapkan tiga strategi khusus buat Anda. Yaitu dengan cara menulis surat yang berisi ungkapan perasaan Anda pada si dia (tanpa perlu dikirim ke sang mantan), lalu berdirilah di depan kaca sambil seolah berkomunikasi pada sosok di depan Anda guna mengungkap beragam jenis isi hati. Pilihan ketiga yaitu dengan memejamkan mata dan cobalah ungkapkan kegalauan Anda. Lakukan tiga hal di atas minimal sebanyak tiga kali. Waktunya terserah Anda.
  1. Sekali lagi, cobalah buat memaafkan pria itu.
Jika Anda belum siap buat kembali duduk berhadapan atau meneleponnya langsung, lakukan dalam hati saja. Saran dari Reza,”Ingat, ini bukan soal siapa yang benar dan siapa yang salah, tapi ajang memaafkan yang satu ini sangat penting perannya, yaitu buat mengembalikan kedamaian Anda sendiri.”
  1. Carilah tim pendukung.
Reza merekomendasikan tiga orang buat jadi tim sukses penghalau patah hati Anda, yaitu teman, keluarga, dan terapis profesional. Sayangnya tak jarang teman dan keluarga yang Anda andalkan buat jadi pendukung kerap sulit jika diminta untuk hanya mendengar. Komentar yang salah dari mereka terkadang bisa membuat Anda kembali rapuh. Dalam self healing sangat disarankan jika para pendukung hanya jadi pendengar yang baik, karena toh Anda sudah menyiapkan strategi penyembuhan. Tapi hal ini bisa sepenuhnya Anda dapatkan dari seorang terapis.
  1. Sadari kalau hidup senantiasa berubah.
Sudah pasti tak ada yang berlangsung abadi dalam hidup Anda. Ayo, segera tuntaskan masalah yang satu ini. Tak jadi masalah jika selanjutnya Anda memilih buat menyandang predikat (the hottest) single hingga bisa puas bersenang-senang bareng para sahabat dan main mata dengan para pria lajang di club, atau malah lebih suka langsung berburu pria keren buat menggantikan tempat sang mantan yang tak lagi meninggalkan kesan buruk buat Anda. Good luck, ladies.
READ MORE - Patah Hati? Jangan Sedih!
| More

“Satu Hal: Kesan Pertama itu Penting!”


Katanya, cinta datang dari mata turun ke hati. Namun, tak jarang juga pria yang mendambakan wanita yang tahu 'etika'. Mana yang benar, ya?
Sering dikelilingi pria? Hey, ini masih belum bisa dijadikan indikasi bahwa Anda mengerti cara memikat hati pria. Rasa-rasanya Anda terlalu cepat ambil kesimpulan jika mengira alasan pria menghampiri adalah karena benar-benar tertarik untuk menjalin hubungan lebih dekat. Ada banyak alasan lho, mengapa pria senang 'lengket' di dekat Anda. Siapa tahu cuma karena kalian punya hobi yang sama! Nah, kalau ingin si pria incaran betul-betul jatuh cinta pada Anda, jangan balik halaman ini sebelum Anda tuntas menyimak apa yang pria ingin Anda lakukan, untuk memikat mereka. Ya, ini saran langsung dari mereka!
Pria: “Saya tergila-gila main Xbox 360.”
Easy, ladies! Bukan hanya Anda saja kok, yang jatuh cinta setengah mati pada pria video game geek ini. Gaya mereka yang santai (teramat santai malah!), serta cara mereka membicarakan siapa yang akan menang pada pertarungan di Call of Duty 4, sudah pasti menggemaskan, bukan? Meski Anda tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.
Cara mendekatinya:
· Mereka tidak suka diganggu saat asyik nge-game, meskipun sekadar untuk makan siang! Buatkan camilan yang bisa mengganggu konsentrasinya. Nachos, misalnya! Setelah Nachos habis, ia akan meminta time-out untuk makan siang yang sesungguhnya.
· Untuk pembicaraan santai, coba kuasai beberapa poin berikut:
1. Tahun 1972 adalah pertama kalinya video game ditemukan.
2. Nintendo mulai booming di tahun 1980 di Amerika.
3. Sony dan Microsoft berlomba-lomba mengeluarkan game jenis baru di tahun 2000-an.
Pria: “Tak bisa dipercaya, saya ketinggalan dua film terbaru!”
Pekerjaan boleh saja bertumpuk. Maklum, jabatannya sudah senior di kantor. Meskipun begitu, selalu saja ada waktu bagi pria ini untuk mampir ke bioskop terdekat dan nonton film terbaru, meski nonton seorang diri! Jadi, tak perlu heran jika menemukan tweet-nya hari itu, “Popcorn + The A-Team = perfect team!” Bahkan mereka tidak butuh teman untuk menemani hobinya nonton film, kecuali popcorn!
Cara mendekatinya:
· Cari tahu film yang ia lewatkan, lalu belikan ia DVD film tersebut. Ingat, movie freak seperti ini biasanya sangat menghormati karya seni orang lain. So, jangan pernah hadiahi mereka kepingan DVD bajakan!
· Membicarakan tentang film jelas lebih mudah Anda mengerti ketimbang games. Cobalah sesekali buka situs-situs film seperti www.imdb.com atau www.jaman.com. Di situ Anda bisa mencuri ide obrolan yang akan diminati pria incaran Anda ini.
Pria: “Ada tempat hangout baru di Senayan, harus coba!”
Tak ada satu spot pun yang terlewat untuk ia dan teman-temannya datangi. Meskipun hanya mini market baru, ia langsung semangat menyambangi. Temannya pun banyak, dan selalu menemaninya 'survei' tempat 'bergaul'.
Cara mendekatinya:
· Kalau Anda kebetulan ada di daftar teman Twitter-nya, sesekali buat status yang berisi info bahwa Anda ingin sekali mencoba 7-Eleven yang baru dibuka di dekat rumah. Pasti pria ini tertarik! Setidaknya, ia akan membalas tweet Anda.
· Pasti banyak koneksi yang Anda punya, dong! Manfaatkan itu dengan meminta voucher makan di resto terbaru. Lalu ajak pria incaran Anda ini makan siang. Kalau perlu, ajak pula teman-temannya. Setelahnya, ia pasti melihat Anda 'lebih'!
Pria: “Jadwal Sabtu ini: antar ibu arisan dan jemput adik les Fisika.”
Wah, kalau Anda tertarik dengan pria yang rutinitas akhir pekannya selalu diisi oleh kegiatan bersama keluarga, bisa jadi Anda beruntung, atau malah repot! Pria penyayang keluarga seperti ini memang terlihat sempurna untuk dijadikan pacar. Sudah pasti ia merupakan sosok yang sangat peduli dengan orang terdekatnya. Repotnya, Anda harus mati-matian mendekati semua anggota keluarganya juga.
Cara mendekatinya:
· Ibunya adalah sasaran paling tepat untuk didekati. Awali dengan membuat percakapan kecil di telepon dengannya saat si dia tak ada di rumah. Katakan bahwa Anda ingin anaknya menelepon Anda sesampainya di rumah. Percakapan kecil dengan kesan yang baik akan membekas, lho!
· Jika sudah berhasil pergi dengannya, jangan lupa bawakan sesuatu yang Anda buat sendiri untuk ibunya. Misalnya, fruit salad yang selalu dipuji teman-teman Anda. Kalau sudah jago soal makanan, ibu mana yang tak luluh?
Pria: “Lensa terbaru sudah keluar, tabungan sudah cukup belum, ya?”
Bagi pria ini, kamera adalah kekasih hatinya. jadi, jangan heran kalau dia lebih memilih mendatangi pameran fotografi dibanding menerima ajakan Anda untuk nonton film. Wah, bisa-bisa Anda sudah salah langkah! Coba tiru tip berikut.
Cara mendekatinya:
· Iseng-iseng coba tunjukkan hasil jepretan Anda. Tanyakan pendapatnya, lalu minta ia membuat foto tandingan dari hasil foto Anda! Jangan serahkan hasil foto Anda sendiri! Minta hasil foto teman Anda yang ahli dalam hal fotografi. Ia pasti tertantang dengan melihat foto yang Anda bawa.
· Cari tempat makan yang banyak menampilkan karya foto sebagai dekor interiornya. Sekarang sudah banyak lho kafe yang dindingnya terpajang foto-foto hasil jepretan fotografer terkenal. Dijamin, si dia pasti suka!
READ MORE - “Satu Hal: Kesan Pertama itu Penting!”
| More

TANGANI SI DIA DENGAN BENAR!



Tiap pria butuh penanganan yang berbeda-beda sesuai dengan tipenya. Sayangnya, mereka tak datang bersama buku manualnya. Namun, Anda tak perlu gentar. Anda hanya perlu panduan yang tepat!

Coba tengok koleksi sepatu Anda. Barisan Christian Louboutin, Sergio Rossi, dan Roger Vivier yang tersusun rapi berdasarkan koordinasi rona. Well, seperti itulah pria. Bukan, ini bukan maksudnya merendahkan kaum Adam serupa dengan alas kaki. Tidak, sama sekali bukan. Namun, setali tiga uang dengan pria, sepatu-sepatu itu butuh atensi yang berlainan. Not to mention very precious also. Anda tentu akan memperlakukan pumps Christian Loubotin bermateri kulit berbeda dengan Roger Vivier yang terbuat dari satin dan berhiaskan ornamen. Ya, mulai dari cara mengenakannya sampai merawatnya biar tetap cantik. Begitu pula dengan kaum Adam. Tiap pria butuh perlakuan berbeda-beda sesuai dengan karakternya masing-masing agar Anda tak salah dalam menangani si dia. Dan, membuat jalinan cinta Anda kian kuat. Tapi bagaimana caranya? Jangan gusar! Soraya Salim, S.Psi., psikolog punya manuver praktis buat menghadapi tujuh tipe pria dengan karakter menantang!

Tipe #1
Si RupawanPria ini tampan. Itu sebabnya Anda langsung jatuh hati begitu dan menyambut cintanya akibat parasnya yang membuai. Tak masalah, sih, sampai Anda tahu bahwa ia menyadari betul akan pesonanya tersebut. Apalagi tiap wanita yang berada di dekatnya memuja dan berusaha untuk menggoda si dia. Memang, ia tak menanggapinya dengan serius. Namun, ia juga tak bertindak tegas terhadap para “penggemarnya” itu. Malah ia seolah menikmati segala atensi yang diberikan oleh mereka. Ini tentu bisa bikin Anda sebal bukan main melihat tingkahnya.
Harus Bagaimana? Pria tipe begini harus dikendalikan dengan strategi tarik-ulur. Anda harus pintar-pintar menyiasati waktu untuk menarik si dia lebih dekat dan menjauh darinya. Apa maksudnya? Sekali-kali egonya perlu Anda manjakan. Anda mesti memuja-mujanya dan bilang akan semua kelebihan yang ada. Kali lain, perlakukan dia secara wajar dan tak ada perhatian spesial. Kunci utamanya adalah membuatnya tergantung pada Anda. Penuhilah kebutuhan atau keinginan si dia. Dengan begitu, ia akan merasa aman lantaran Anda betul-betul piawai mengurus dirinya. Namun, ingat, jangan selalu berikan pujian padanya. Bikin posisi anda berbeda ketimbang para pemujanya lewat bentuk perhatian yang lain dari mereka. Anda pun menjadi istimewa di hati si dia. Tapi itu bukan berarti bahaya tak bisa mengintai. Anda masih harus berhati-hati dengan egonya. Hindari Anda terlihat lebih eksis dari si dia. Kenapa? Ia bakal merasa tersaingi dan terancam! Kalau sudah begini, ia bisa saja berpaling pada wanita lain yang diketahuinya betul memujanya. Dan, kembali menjadikan dirinya bersinar. Wah!

Tipe #2
Si SempurnaSegalanya harus berlangsung serba sempurna buat si dia. Ia harus menduduki puncak di kantor, mengincar apartemen mewah, dan hanya mau mengendarai mobil prestisius. Tempat tinggalnya juga begitu apik. Semua tertata tanpa cela. Begitu pula ketika sedang berkencan dengan Anda. Segalanya sudah terencana dengan baik. Si dia telah menentukan resto yang menjadi destinasi. Plus, menu yang akan Anda santap berdua! Tak berhenti di situ, ia sering mengkritik bahwa Anda merupakan persona yang kurang memerhatikan estetika. Pria ini acap mengomentari betapa berantakannya rumah Anda. Lain waktu, si dia juga mengapresiasi negatif tatanan table setting Anda ketika mengundang ia dan orangtuanya untuk makan malam bersama. Semakin total, ia juga menyarankan gaya rambut, pilihan riasan, dan opsi busana yang sesuai buat Anda. Atau, ehm, sempurna di mata si dia. No, he’s not gay!      
Harus bagaimana? Semenjak awal memadu kasih, Anda harus bisa bertindak cukup asertif, namun sesuai proporsi. Beritahukankanlah bahwa Anda punya privasi untuk mengatur diri sendiri. Ini maksudnya Anda mengatakan secara halus padanya kalau sebaiknya ia jangan coba-coba untuk menata hidup Anda sesuai dengan visinya. Sebaliknya, Anda juga tidak akan mengusik si dia dengan membatasi segala kesempurnaannya itu. Jadi, bila seiring berjalannya waktu ia mulai meluncurkan ide untuk merevisi penampilan Anda, ingatkanlah lagi akan komitmen tersebut. Anda bisa pula perlahan-perlahan mengenalkan si dia tetang dunia yang sesungguhnya tidak sempurna ini. Bagaimana caranya? Anda dapat mempertemukan ia dengan teman-teman yang pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya lantaran pola pikir mereka tentang dunia nan sempurna. Yang, sayangnya, dan tak bisa kembali bangkit. Lantas, boleh juga untuk mengenalkannya pada rekan yang pernah merasakan getirnya hidup, tapi sanggup kembali mengarungi hari-hari dengan lebih relaks dan mampu menyiasati kecenderungan perfeksionis mereka.  Nah, tentunya jangan sampai ia tahu bahwa ini adalah taktik Anda. Lagipula, jangan melemparkan penilaian padanya, tapi biarkan si dia belajar dari insan yang benar-benar mengalaminya agar tak salah paham.

Tipe #3
Si PatuhBegitu berbaktinya pada sang orangtua, si dia tetap mematuhi segenap titah yang diberikan tanpa kompromi, meski usianya bisa dibilang sudah matang. Ia juga tak pernah membuat keputusan sendiri atas segala sesuatu dalam hidupnya. Ayahandanya mendikte si dia soal tempat kerja yang harus dituju, rumah yang harus dibeli, pilihan mobil. Sementara ibunda menginstruksikan perkara penampilan dan wanita yang harus dinikahinya. Waduh!
Harus Bagaimana? Segera bikin aman kisah cinta Anda! Bukannya Anda bermaksud untuk menjauhkan si dia dari kedua orangtuanya. Namun, ajari dia untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Mula-mula ajaklah ia untuk membuat keputusan-keputusan kecil terlebih dulu bersama Anda seperti memilih resto untuk makan malam berdua atau memilih hadiah untuk kolega yang baru saja berulang tahun. Jangan lupa sertakan pujian dan bilang terima kasih bahwa Anda menyukai pilihannya. Teruskan trik ini dan tingkatkan lagi pada hal-hal yang lebih serius, namun masih berada di area pribadi si dia, semisal warna cat mobil yang sesungguhnya dikehendakinya ketika hendak membeli. Tetap pula beri dukungan untuknya agar berani menentukan opsi secara independen. Kemudian, beralihlah perlahan pada topik yang lebih berbobot dan beri dia argumen bila ia cenderung terus mengikuti pilihan orangtua serta keluarga ketimbang diri sendiri, atau pasangannya kelak. Tapi sebaiknya Anda jangan berkesan memojokkannya. Sebab, dijamin, ia bakal mempertahankan keputusan keluarganya lebih kuat nanti. Namun, Anda bisa berbincang dengan si dia untuk mempertimbangkan dampak-dampak yang mungkin saja dapat merugikan dirinya dan sekitarnya bila ia terus menuruti keputusan yang sudah dibuatkan. Yang tak kalah pentingnya juga adalah buat ia merasa memperoleh dukungan yang besar saat mengambil keputusan tertentu. Makanya, Anda harus tetap bersikap suportif dan sabar membimbingnya agar si dia menjadi lebih mandiri dan percaya diri terhadap semua keputusan dan opsi pribadinya.

Tipe #4
Si CuekWalau punya pasangan, Anda terlihat lebih banyak menghabiskan waktu dengan clique di patisserie luks dan mentandangi butik kegemaran. Semua ini lantaran pria Anda kerap bepergian seorang diri. Kadang ia juga lebih memilih untuk hang out bersama geng-nya ketimbang menemani Anda. Kali lain, si dia juga terlihat sibuk sendiri dengan hobinya. Bukan berarti si dia tak cinta pada Anda, hanya saja ia beranggapan bahwa memadu kasih tak harus selalu berdua dan mengorbankan kesenangan pribadi. Si dia memang cuek betul!
Harus Bagaimana? Anda harus belajar untuk mengerti bahwa area privasi si dia tetap harus terjaga, walau sudah berdua. Meski begitu, pria tipe begini ini bakal memberikan juga ruang bagi privasi Anda. Jadi, bila Anda banyak berkumpul bersama clique, bukan masalah buatnya. Selanjutnya, tengok kembali komitmen yang sudah Anda sepakati bersama di awal menjalin cinta dulu. Tentunya Anda sudah tahu, dong,  kecenderungan sikapnya yang cuek itu. Kalau Anda berdua memang sama-sama saling menghargai privasi dan bukan frekuensi atau kuantitas bertemu yang jadi atensi utama, maka perkuatlah kualitas hubungan cinta tersebut. Anda bisa saling mendukung tanpa mengganggu privasi masing-masing dan memaksimalkan waktu berdua yang minimalis itu.
Strategi lain yang bisa Anda lakukan adalah mengambil hati si dia dengan mendekatkan diri dengan dunianya. Jangan jauhi atau musuhi, tapi justru dekati. Namun, tetaplah waspada dan cari tahu juga bila si dia cukup nyaman dengan kedekatan Anda di dalam dunianya itu. Jika tidak ada masalah, Anda boleh maju terus dan menggunakan saat-saat tersebut untuk berdekatan. Si dia pun dapat melihat bahwa Anda juga bisa menikmati dunianya dan tak sekadar ribut minta perhatian. Namun, ada yang perlu perhatikan baik-baik. Pasang alarm bila ternyata si dia tidak bisa menyeimbangkan antara waktu untuk hobi atau hang out bersama teman-temannya dengan waktu dan atensi buat Anda. Sudah pasti ini perlu diskusi yang dalam untuk meninjau kembali kisah kasih Anda berdua. Sebenarnya sudah siap belum, sih, si dia menjalin cinta? 

Tipe #5
Si LekatPonsel Anda tak pernah berhenti berdering. Pesan singkat dari si dia datang tiap menit. Seolah itu semua belum cukup membuktikan cintanya, ia mengantar Anda ke tempat kerja dan menjemput saat malam menjelang tanpa pernah absen. Tak langsung pulang, ia betah mampir berlama-lama di rumah Anda saat mengantarkan Anda kembali ke rumah. Si dia juga gemar menguntai kata-kata mesra buat ANda tanpa putus. Mulanya segala atensi manis tersebut tentu menyenangkan. Tapi bagaimana bila tingkahnya tak kunjung mereda seiring dengan berjalannya waktu? Bukannya makin wajar, aksinya justru kian menjadi-jadi. Tak cukup berjumpa setiap hari, ia juga bertandang ke tempat Anda setiap akhir pekan. Meski sudah berkencan di hari Sabtu, Minggu ia kembali muncul pagi-pagi membangunkan Anda. Lebih mengerikannya lagi, ia mengganti cocktail kegemarannya agar serupa dengan favorit Anda, Cosmopolitan!
Harus Bagaimana? Pasti senang rasanya kalau kekasih begitu dekat dengan Anda. Terlebih lagi, ketika awal masa mulai berdua. Tapi kalau sudah berbulan-bulan tingkah si dia tetap konstan, tentu Anda gerah dibuatnya. Ada beberapa sudut pandang soal perkara ini. Anda bisa mencoba melihatnya dari sudut positif bahwa betapa beruntungnya Anda dihujani romantisme yang tiada hentinya. Namun, Anda juga perlu awasi baik-baik bila kedekatannya yang teramat sangat itu berubah menjadi sikap posesif atau bahkan psikopat. Anda tidak diberikannya ruang barang sedikit jua untuk bersosialisasi dengan insan lain, termasuk teman-teman, keluarga, dan rekan kerja. Gawatnya lagi, lama-lama ia menjadi sangat mudah cemburu buta bila melihat Anda berinteraksi dengan pria lain.  Kalau ini kasusnya, Anda perlu diskusi mendalam dengannya. Tekankan bahwa bila si dia mencintai Anda begitu besarnya, ia harusnya juga menginginkan Anda bahagia. Bukan hanya bahagia bersamanya, tapi juga bahagia bahwa Anda memiliki kehidupan bersosialisasi yang normal. Tak harus melulu bersamanya. Tanyakan pula besarnya cinta si dia pada Anda. Ini maksudnya untuk memberitahukannya agar tidak hanya menghujani Anda dengan kata-kata cinta, tapi juga pengorbanan memberikan ruang untuk bergerak. Begitu pula buat dirinya sendiri. Dengan demikian, Anda berdua tak jenuh dan rindu akan tetap menggebu.

Tipe #6
Si SinterklasSudah pasti, tiap wanita senang menerima hadiah dari pasangannya. Terlebih lagi, bila item tersebut spektakuler dan menjadi impian setiap wanita. Tapi bagaimana bila yang Anda terus jumpai adalah hadiah darinya dan bukan dirinya? Tentu Anda bisa kesal dibuatnya. Anda mengerti betul kesibukannya. Tapi itu bukan berarti bahwa hanya dia yang bisa menghubungi Anda. Itu juga kalau ia sempat. Louis Vuitton, Gucci, dan Alexander McQueen memang bisa membuat Anda yakin akan cintanya. Tapi, tentu saja, Anda juga butuh atensinya dengan cara yang lain, bukan?
Harus Bagaimana? Perlahan-lahan, jadilah kapten dalam biduk cinta tersebut. Ini berarti latih si dia untuk membuat rencana bersama. Jangan cepat menyerah dengan keputusannya, walau hadiah-hadiah menggiurkan itu terus mengalir. Anda  juga harus berani untuk sesekali bilang tidak atas agenda atau keputusan yang ia titahkan. Tapi minta si dia menunggu keputusan Anda, sehingga ia juga belajar merasakan ketidaknyamanan dari penantian yang tak jelas. Namun, tentu yang paling bijaksana adalah membicarakan tentang problem ini pada si dia. Plus, bahwa Anda kurang menyukai cara si dia mengungkapkan cinta. Siapa tahu selama ini si dia memang tak mengerti bahwa Anda merasa tak nyaman? Atau, hanya itu cara yang diketahuinya selama ini untuk membahagiakan wanita. Jadi, Anda jelas perlu mengutarakan isi hati dan cari solusi bersama agar Anda berdua sama-sama merasa bahagia.
READ MORE - TANGANI SI DIA DENGAN BENAR!
| More

Bukan Miss Pretty, So What?


Wanita cantik memang sanggup membuat para pria berpaling. Lalu bagaimana jika yang mereka lihat bertentangan dengan image tersebut?
Kriteria Umum
Wanita berwajah menarik, kulit mulus, dan tubuh langsing kerap kali ditampilkan untuk mencuri perhatian. Terutama atensi kaum Adam. Memang sih ada beberapa wanita dikaruniai fisik sempurna bak dewi, sehingga siapapun akan terpana melihatnya. Sayangnya, tidak semua wanita dilahirkan seperti itu. Ironisnya, di beberapa kalangan, stereotip cantik tersebut sudah berlaku layaknya standar wajib penampilan seorang wanita. Kalau tidak masuk kriteria, maka dianggap tidak menarik. Hmmm, apa memang topik mengenai penampilan orang lain cukup spicy untuk diperbincangkan? (baca: dicela!)
Mungkin Anda beranggapan hanya wanita yang suka membahas mengenai hal ini. Well, pria juga suka menilai penampilan lho. Bedanya, pria tidak melihat sedetail wanita. Jadi, jangan khawatir jika ada jerawat yang muncul di kening atau makeup yang memudar. Toh si dia tidak akan memperhatikan. Ia baru akan sadar jika perubahannya sangat signifikan.
Harus Menarik
Para pria bertindak bak juri yang akan menyeleksi wanita untuk dijadikan pasangannya. Tahap pertama dimulai dari yang termudah, apalagi kalau bukan penampilan fisik. Dan hasilnya, pria cenderung lebih memilih wanita dengan tampilan menarik. Ada kebanggaan tersendiri jika berhasil menggandeng wanita berparas rupawan. Pantas saja jika wanita cantik selalu menjadi rebutan pria.
Di luar itu, ada juga pria bermulut usil yang senang menjadikan kekurangan tersebut sebagai lelucon. Kalau sudah begini, rasanya mustahil untuk membuat mereka jatuh hati. Seperti yang diungkapkan Stefan, 22 tahun, “Jangankan mendekati, saya bahkan tidak tertarik melihatnya.” Jawaban tersebut dibenarkan oleh Paul, 25 tahun, “Sudah sepatutnya seorang wanita untuk selalu tampil cantik. Kalau tidak, jangan salahkan bila kami menghindari Anda.”

Tidak Sekadar Cantik
Memang menyakitkan mendengar jawaban tersebut. Apalagi bila disertai lelucon yang membuat Anda semakin minder. Oh dear, jangan sedih dulu. Tidak semua pria seperti itu. Perilaku dan pemikiran Anda bisa jadi magnet yang menarik hati. Seperti Dion, 23 tahun, yang mengaku pernah mendekati wanita yang secara fisik memang biasa saja. “Walaupun dia tidak seperti model di majalah, namun pribadinya menyenangkan. Dan ternyata, tidak hanya saya yang mendekatinya. Ada pria lain yang juga menaruh hati padanya. Malah kami berkompetisi untuk memperebutkannya.” Yang terpenting ialah merasa nyaman dengan kondisi fisik Anda. Otomatis rasa percaya diri akan terpancar. Anda pun tidak malu lagi untuk berinteraksi dan menggali potensi diri. Ya, jangan kaget bila lawan jenis jadi terpukau dengan wawasan dan kepribadian Anda. Psst, namun bukan berarti Anda jadi tidak memerhatikan penampilan ya!

READ MORE - Bukan Miss Pretty, So What?
| More