Tidak begitu jelas bagiku mengapa aku menulis posting ini. Pokoknya tiba-tiba saja perasaanku mengatakan aku harus menulis posting ini. Tentang kemunafikan. Aku sendiri merasa kalau munafik itu sangat memuakkan. Tapi di sisi lain aku juga gak bisa mungkiri kalau di dalam sisi diriku yang lain terdapat kemunafikan yang entah besar atau kecil. Aku sendiri tak tahu?????
Saat kusadari kemunafikan itu merenggut segala perilaku dan pikiranku, disaat itulah aku mulai sadar kalau aku salah. Tapi semua terlambat. Seseorang telah pergi dariku gara2 kemunafikanku. Apa yang aku pikirkan hingga aku lupa terhadapnya. Sekarang aku menyesal.
Sekarang aku sedang mencoba membuat sebuah perbaikan dalam diriku. Meski aku tidak bisa membunuh kemunafikan ini, tapi akan selalu kuusahakan agar semuanya berjalan tanpa kehadiran dia. Aku tak ingin kehilangan lagi.
Untuk mengurangi rasa sedihku, aku memberanikan diri untuk bercerita kepada salah satu teman dekatku. Dia memberiku semangat yang jujur saja membuat aku sedikit lega. Dia bilang kalo dia sendiri juga pernah berbuat hampir sama. Yah gak beda jauhlah. Yang penting intinya sama.
Dari sini aku berkesimpulan kalo emang semua manusia sebenarnya memiliki sebuah kemunafikan yang gak akan bisa dibunuh begitu saja. Bahkan oleh orang terkuat sekalipun. Tapi yang bisa kulakukan saat ini, aku hanya bisa menyegel kuat dan menyembunyikannya dalam dunia luar. Kesimpulanku ini bertambah kuat, karena 2 hari yang lalu aku membaca buku yang sama sekali sebenarnya aku gak suka. Judulnya kalo gak salah, The Samurai Leader. Karangan Bill Diffenderffer, yang sudah diterjemahkan ke Bhs. Indonesia.
Disitu kubaca ada sebuah kisah kecil dari abad tujuh belas yang menceritakan seorang dari China yang sangat suka sekali dengan yang namanya naga. Yah hewan yang memang sudah jadi legenda ini, sangat membuatnya kagum.
Bahkan pakaian dan perabotannyapun didesain sesuai dengan motif atau bentuk dan gambar naga. Rasa kecintaannya ini membuat dewa naga memberikan perhatiannya. Hingga suatu hari, sang dewa naga muncul di hadapannya
Diceritakan kemudian ternyata pria tersebut lalu mati ketakutan. Dari sini tiba2 aku sedikit merasa kalau memang manusia itu munafik.
Tapi ya sudahlah, bagi yang membaca posting ini, kalo suatu hari kalian pernah merasa mengeluarkan munafik kalian. Gak usah takut, sedih, atau tenggelam dalam kemunafikan itu sendiri. Tapi bangkitlah dari semua itu dengan cara memperbaiki kemunafikan masa lalu demi masa depan.
surat cinta buat kamuuuuuu...
-
Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.
Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu,
tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selal...
0 komentar:
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63
Posting Komentar