Menjaga Hubungan Dengan Diri Sendiri

Rabu, 03 Februari 2010
Apakah sebenarnya penyebab utama dari sebuah konflik? Biasanya konflik merupakan persoalan yang sangat kompleks. Penyebabnya juga sering bertumpuk, bukan sebab yang tunggal.
 

Tetapi menurut Jack H. Grossman dalam bukunya Managing with Wisdom, penyebab yang paling sering terjadi adalah karena kritik. Konflik biasanya terjadi bila dua pihak menganggap teman yang baik. Justru dengan teman yang baik ini biasanya sikap salah satu menganggap enteng, antara lain dengan menganggap bahwa pihak lain perlu disikapi atau dikritik dengan langsung. Dan inilah yang menyulut konflik. Untuk itu seseorang harus mengatur diri.
Hubungan yang terlalu dekat seperti sahabat karib atau saudara kandung, sering menimbulkan sikap seseorang merasa memiliki yang lain, merasa tidak mungkin bentrok atau kehilangan, sehingga yang satu tidak merasa perlu berbasa-basi dan memeprhatikan yang lain. Hubungan seperti iini bila terjadi antara seorang pemilik vila dengan tukang sapu atau seorang wartawan dengan yang diwawancarai, akan menimbulkan suasana kikuk yang sering membawa konflik.
Seorang manajer yang bijaksana, harusnya juga bersikap tidak terlalu dekat dengan bawahannya. Meskipun harus dekat, memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan, tetapi seakan ada batas yang tidak boleh dilanggar. Manajer harus menjaga dirinya, membatasi hubungan emosional dan intelektual, sehingga tidak semua sikap bisa diterapkan bawahan terhadap manajer. Untuk menyeimbangkan hubungan sesama rekan dan manajerterlebih dahulu seseorang harus mengatur dengan baik hubungan dengan dirinya sendiri. Beberapa prinsip untuk mengatur diri, adalah sebagai berikut :
Kenali Kekuatan Diri Sendiri dan Gunakan seperlunya
Bella seorang ibu selalu mengeluh tentang kesehatannya. Bila ada yang bertanya, ia secara detil menggambarkan betapa kepalanya pening, kakinya lemas dan lain-lain. Judith anak perempuannya selalu mengecam ibunya, mendorong agar ibunya banyak santai dan bertamasya, tetapi Bella tidak mau terima. Ketika Judith mempunyai anak perempuan, Bella menunjukkan sayang cucunya, dengan membuat baju yang lucu. Baju itu ternyata baik sekali. Teman-teman Judith banyak bertanya, siapa yang membuat baju itu. Maka timbullah ide Judith, ia mendorong ibunya menjadi penjahit pakaian. Beberapa bulan kemudian Bella sibuk dengan usaha barunya yang laris. Ia tidak mengeluh lagi tentang kesehatannya.
Bella merupakan contoh, seorang yang belum mengenal dirinya sendiri. Ia seorang penjahit yang hebat, tetapi tidak membuat pakaian. Baru setelah ada suatu peristiwa, ia tahu apa kekuatan dirinya. Lalu bagaimana seharusnya seseorang mengenal diri sendiri? Langkah pertama dengan mengaca. Telitilah fisik dan psikis Anda dengan saksama. Setelah tahu, bisa dicatat misalnya yang Anda ketahui :
  • Rambut sudah ubanan, tidak cakep lagi
  • Berbicara tidak lancar, di depan orang banyak sulit
  • Senang berbuat sesuatu untuk keluarga
  • Sulit menghibur diri
Jangan ditarik kesimpulan dulu, mungkin anggapan itu salah. Rambut putih bisa justru gagah. Berbicara di depan orang banyak untuk apa? Kalau Anda mempunyai wakil, mengapa harus Anda yang berbicara? Atau bukankah berbicara bisa dilatih, yang penting dalam diskusi, Anda bisa tampil dengan baik. Berbuat sesuatu untuk keluarga memang baik, tetapi harus dibatasi dalam bisnis. Sedang sulit cari hiburan, mungkin dengan santai segala gundah sudah tersingkir. Yang penting harus ada langkah yang positif.
Hati-hatilah Bila Kebanggaan Palsu Mendikte Anda
Sering suatu tindakan yang keliru, berpangkal pada kebanggaan yang palsu. Anda sering merasa yakin tentang sesuatu yang sebenarnya hanya “Saya merasa baik kalau begini”. Contohnya :
* Anda bertengkar dengan sahabat Anda di telepon sampai marah besar. Lalu Anda bertekad untuk tidak telepon lagi, kalau dia belum minta maaf. Sebulan kemudian Anda butuh menghubungi dia, tetapi Anda batalkan, karena : “Nanti dikira saya orang yang lemah.”
* Bos memberi tugas disertai penjelasan panjang lebar. Tetapi setelah Anda pikir-pikir, ada sesuatu yang masih butuh dijelaskan. Apa harus ditanyakan pada bos, atau Anda kira-kira sendiri? Akhirnya Anda putuskan tidak usah ditanyakan. “Nanti dikira saya bodoh!”
* Anda pergi bersama teman ke suatu pesta yang Anda belum tahu di mana. Teman Anda menganjurkan menanyakan jalannya di pompa bensin. Tetapi Anda menolak: “Nanti dikira tidak tahu jalan!”
Tiga contoh itu bertolak dari kebanggaan yang dasarnya tidak kuat. Perasaan begini jangan sampai mendikte Anda berlarut-larut. Bila Anda ragu tanyakan pada diri Anda :
  1. Apa sebenarnya yang Anda butuhkan dan apa yang paling penting?
  2. Apakah tindakan yang akan Anda tempuh menuju ke yang Anda inginkan. Cobalah jawab dengan jujur, dan Anda akan melangkah benar.
Berbuatlah yang Terbaik, Jangan Hanya Menyenangkan Orang
Tanyakan pada para atlit dunia, musisi profesional, aktor atau tukang pidato, ketika menumpahkan kariernya apa yang dalam pikirannya : mengerjakan yang terbaik atau mengerjakan agar orang senang. Tentu saja jawabnya yang terbaik. Logikanya kalau Anda mengerjakan yang terbaik, orang bisa senang, mengerjakan yang orang senang belum tentu baik. Lagi pula selera orang tidak sama, menyenangkan seseorang, belum tentu menyenangkan orang lain. Seorang, tentu saja Anda ingin menyenangkan orang lain, tetapi tujuan utama lebih baik bekerja yang terbaik.
Tukang pidato yang selalu berhadapan langsung dengan penonton, juga berpendapat demikian. Pengalaman mengatakan bahwa pidato untuk menyenangkan orang, tidak bisa diharapkan akan terus disukai. Apakah seorang dokter bedah ketika akan mengoperasi pasien juga ingin agar pasiennya nanti menyukainya? Tentu saja tidak. Pikirannya dipusatkan pada bagaimana operasinya berjalan baik.
Hindari Jebakan “Anak Manis”
Lebih brengsek lagi adalah orang yang memburu sebutan “anak manis”. Orang ini sebenarnya punya maksud yang baik. Ia ingin disukai semua orang, sehingga selalu tidak menampik tugas. Akibatnya kesanggupannya jadi banyak, janjinya bertebaran untuk menyelesaikan ini dan merampungkan itu. Akhirnya tidak semua janji dipenuhi, orang ini jadi tukang janji, manis di mulut tidak ada bukti. masih untuk janjinya mundur, yang sering tidak dikerjakan sama sekali karena kehabisan waktu.
Terlalu ingin menyenangkan orang lain, itulah yang mendorong orang ini. Biasanya orangnya menyenangkan, penampilannya boleh, tetapi ia “memburu” agar orang menyukai dia. Padahal tanpa memburu, dengan janji yang baik orang pasti suka pada dia.
Jangan Sok Berdiri Sendiri
Semua orang ingin merdeka, berdiri sendiri. Tetapi tidak semua hal dapat dikerjakan semua orang seorang diri. Bekerja sama sebenarnya tidak ada hubungannya dengan keinginan orang untuk mandiri. Orang harus bisa mandiri tetapi juga harus bisa bekerja sama. Berdiri sendiri kadang juga merupakan hal yang tidak disukai, terutama bila mengacu pada monopoli. Sebuah perusahaan mempunyai satu klien yang besar, sampai mencapai 80%, misalnya. Sudah tentu cepat atau lambat klien itu akan mendikte, bukan mustahil akan menyulitkan.
Terlalu ingin berdiri sendiri, menyebabkan dua hal, yaitu menjadi semacam kecanduan atau menjadi takut akan terjadi sesuatu. Kecanduan karena sudah lama berdiri sendiri hingga bila bekerja sama, resanya tidak enak. Atau bahkan takut bila orang lain ikut mengerjakan dan salah.
“Saya Ingin Mengerjakan Itu” bukan “Saya Akan Mengerjakan Itu”
Keinginan untuk mengerjakan sesuatu, biasanya perlu dirubah menjadi harus mengerjakan itu. Seorang pasien penyakit jantung, disuruh melakukan sederet latihan tiap pagi. Mula-mula ia ogah, menganggap latihan itu hanya suatu hal yang rutin, tanpa perlu tekad dan kemauan. Tetapi lama-lama ia merasakan bahwa latihan itu suatu keharusan, sesuatu yang perlu disertai tekad. Maka latihan itu jadi lebih enak dan bermanfaat. Sesuatu yang disertai kemauan, hasilnya selalu lebih baik dari sekedar mengerjakan. Cobalah catat apa saja yang akan Anda lakukan. Kemudian renungkan, apakah sesuatu itu harus dikerjakan dengan sepenuh hati. Ganti rencana “akan” menjadi “harus”, maka Anda akan sukses.
Hati-hatilah Agar Tidak Takut Gagal
Bagaimana kalau Anda salah? Bagaimana kalau Anda gagal? Itu merupakan bisikan yang sudah ada sejak Anda kecil. Untuk menghilangkan kemungkinan ini, yang penting Anda harus hati-hati. Sebelum Anda memulai, sudah harus dipertimbangkan apakah mungkin akan gagal. Bila Anda ragu-ragu, pertimbangkan bahwa Anda memang menghadapi resiko. Kalau resiko itu tidak Anda ambil, apa yang akan terjadi? Mana lebih baik, menempuh resiko atau menhindarinya? Begitu mulai mengerjakan, Anda harus berhati-hati lagi, melihat segala kemungkinan dengan teliti. Tidak boleh ragu-ragu dan untuk menghilangkan takut gagal, Anda harus hati-hati langkah demi langkah.
KIAT MENGATUR KARIER
Seorang pemilik perusahaan biasanya selalu mencari terobosan, agar usahanya semakin baik, setidaknya bertahan. Seorang pegawai atau karyawan/i atau pekerja, juga perlu berusaha agar dirinya bisa naik pangkat, setidaknya bertahan di jabatannya. Bagaimana kiat mengatur karier Anda?
  • Carilah keahlian baru, ikuti percobaan-percobaan dan tanggung jawab baru di tempat kerja Anda. Ikuti pula bila ada tim gabungan dari departemen-departemen. Kalau ada latihan-latihan ikuti terus. Jangan hanya bisa mengerjakan tugas Anda.
  • Tunjukkan bahwa And selalu bersemangat. Harus berani mengambil resiko. Rencanakan tugas dengan baik. Jangan santai.
  • Jadilah pekerja yang suka menolong pekerjaan orang lain, selalu siap jagi pengganti pekerja lain. Kata Marilyn Moats Kennedy : “Jangan pilih-pilih mana yang pekerjaan Anda mana yang bukan.”
  • Analisa penampilan pekerjaan Anda. Bagaimana yang bos suka, apa yang Anda bisa dan apa yang tidak.
  • Jangan menjadi pekerja yang lumpuh pemikirannya. Tunjukkan bakat Anda, carilah kritik dari atasan atau rekan di luar departemen Anda.
  • Pahami betul pekerjaan pokok dari perusahaan Anda. Dan dekatkan selalu pada wilayah pekerjaan pokok itu.
  • Ikutilah perkembangan pasar dari usaha perusahaan Anda. Baca berita-berita terbaru tentang hal itu. Hadiri bila ada pertemuan yang mengupasnya.
  • Pelajari kiprah bagian penjualan perusahaan Anda, meskipun Anda di bagian lain. Tentukan pula target penjualan menurut hemat Anda, termasuk kapan harus tercapai.
  • Buatlah rencana pengembangan usaha pokok sampai detil. Tunjukkan pada bos rencana itu bila ada kesempatan.
  • Dengarkan apa komentar umum tentang hasil kerja Anda, dengar pula komentar rekan-rekan Anda.
  • Buatlah artikel tentang usaha perusahaan Anda, untuk dimuat di koran-koran lokal atau penerbitan bisnis lain
| More

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63
:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar