Persahabatan nggak selamanya mulus seperti jalan tol. Ada kalanya, kita dan sobat berantem. Hhh, kalau sudah begini rasanya malas untuk baikan lagi sama sobat...
Tapi, hari-hari kita juga sepi banget tanpa kehadiran dia. Nah, biar persahabatan bisa terjalin lagi, ada beberapa fase setelah perang yang harus kita lewati supaya hubungan persahabatan bisa damai lagi. Fase ini dimulai dari...
#1 Gencatan Senjata
Rasa pengin menjauh, malas membahas perkara, atau menghindari bertatap muka dan ngobrol sama sobat biasanya muncul sesaat setelah kita dan dia berantem besar. Tapi ini semua wajar kok. Soalnya, setiap orang memang butuh waktu untuk menenangkan diri dan mendinginkan pikiran sampai badai di hati kita nggak mengamuk lagi.
#1 Gencatan Senjata
Rasa pengin menjauh, malas membahas perkara, atau menghindari bertatap muka dan ngobrol sama sobat biasanya muncul sesaat setelah kita dan dia berantem besar. Tapi ini semua wajar kok. Soalnya, setiap orang memang butuh waktu untuk menenangkan diri dan mendinginkan pikiran sampai badai di hati kita nggak mengamuk lagi.
Durasi waktu yang diperlukan setiap orang untuk menetralisir perasaan juga beda-beda. Biasanya sih, adanya jarak bisa bikin kita saling kangen. So, nikmati saja dulu kesendirian ini. Tapi hati-hati, nikmatnya kesendirian kadang bikin kita lupa kalau masih ada masalah di luar sana yang belum beres. Kita harus berani membunuh gengsi dan segera bangkit ke fase selanjutnya.
#2 Evaluasi Perang
Kepala sudah dingin, hati pun sudah tenang, berarti sekarang saatnya kita bisa review lagi, apa yang menyebabkan perang besar sampai terjadi. Sebelumnya, hapus dulu perasaan dendam atau prasangka buruk ke sobat. Karena kalau masih tersisa, akan sulit menganalisa masalahnya dengan jernih. Buntutnya, justru kita sibuk menyalahkan sobat, padahal bisa jadi itu nggak sepenuhnya kesalahan dia.
Lalu, coba juga untuk menempatkan diri kita di posisi sahabat, karena itu akan membuat kita bisa melihat suatu masalah dari banyak sisi. Terkadang nggak selamanya yang kita pikirkan itu benar semua, lho. At least, kalau ternyata sobat berbuat salah karena keadaan, kita bisa ikut berempati sama dia.
#3 Duduk Bareng
Di fase ini, biasanya kita sudah mulai bisa terbuka dan mencoba untuk menerima lagi keberadaan sobat. Kita nggak lagi keliling sekolah untuk menghindari sobat atau mulai senyum dan menyapa saat papasan sama dia.
Nah, kalau sudah mulai akrab, buka lagi jalur komunikasi kita. Bisa lewat chatting, SMS, e-mail, telepon, atau langsung mendatangi dia. Ngobrolnya pun bisa dimulai dari hal-hal yang umum. Setelah suasana makin enak, baru deh kita ngobrolin tentang perseteruan kita. Siapa tahu kita bisa meluruskan masalahnya juga. Dengan saling terbuka, kita bakal makin mengenal satu sama lain dan memperkuat persahabatan kita juga, lho.
#4 Baikan Lagi, deh
Kalau memang sobat terbukti salah, sediakan ruang di hati buat maafin dia, yuk! Tahan keinginan kita untuk mengungkit-ungkit kesalahannya. Kalau kita masih setengah hati memaafkan sobat, persahabatan kita bakal terasa nggak nyaman karena masih ada sesuatu yang mengganjal di hati. Setelah hati plong karena nggak ada lagi kebencian, kita dan sobat bisa bikin “perjanjian-perjanjian” baru, nih. Supaya, nggak ada lagi kesalahpahaman.
0 komentar:
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63
Posting Komentar