Kalo Ortu Memilih Cerai

Kamis, 21 Januari 2010

Ortu cerai bukan berarti kiamat, kok.




Dalam sebuah keluarga, perbedaan pendapat dan kesalahpahaman itu biasa. Entah karena masalah sepele atau masalah besar. Tapi paling nggak dengan munculnya konflik akibat perbedaan pendapat atau kesalahpahaman, anggota keluarga yang saling bertikai bisa lebih mengenal satu sama lain.

Itu sisi baiknya! Sisi buruknya? Ya kalo tuh konflik nggak bisa diselesaikan dan justru makin melebar ke mana-mana. Suasana “panas” di dalam rumah bukan hanya “membakar” pihak-pihak yang bertikai. Anggota keluarga lainnya pun alamat ikutan kebakar. Apalagi kemudian mereka sempat mengucapkan kata “cerai”.

Gubraaakkkk!!! Langit serasa runtuh menimpa kepala. Marah, sedih, bingung....

Man, dalam situasi serba kejepit, nggak jarang kita jadi out of control. Lantaran kita memprediksi bahwa masa depan kita akan suram setelah menyandang predikat anak broken home, pikiran pun jadi pendek.

Yang jelas, ortu cerai bukan berarti dunia kita jadi berhenti kok. Masih banyak yang bisa kita lakukan supaya tetap hidup dengan normal, meski keadaan keluarga berantakan. Lagian, belum kejadian juga kan cerainya?

BERPIKIR LEMPENG
Maksudnya, jangan larut dengan masalah ortu. Nggak usah ikut-ikutan mengusut dari mana konflik yang meruncing tersebut bermula. Nggak usah juga kelewat repot ngebantuin bokap-nyokap nyari jalan keluar dari permasalahan mereka.

Sebagai anak, emang betul kita punya hak dan kewajiban untuk turut mempertahankan keutuhan hubungan ortu. Mengungkapkan isi hati kita yang terdalam bahwa sesungguhnya kita nggak mau kalo ortu sampe bercerai, adalah sesuatu yang wajar kita lakukan. Ngasih saran agar ortu kembali mempertimbangkan niat mereka buat bercerai pun sah-sah aja kita lontarkan. Cuma, keputusan final tetap harus kita serahkan kepada mereka!

Bukan apa-apa. Tapi, kita musti tau bahwa ada hal-hal yang dialami oleh ortu, yang nggak bisa kita mengerti. Dan, kita juga musti sadar bahwa kita punya batasan memasuki wilayah pribadi ortu.

So, lebih baik kita introspeksi diri sendiri. Terus, siapkan mental jika sesuatu yang buruk bener-bener terjadi. Terakhir, mulai bikin planning yang serius tentang masa depan, supaya kita bisa lebih mandiri!

STILL NICE TO THEM
Kesel karena ortu nggak bisa mempertahankan keutuhan keluarga, boleh-boleh aja. Cuma, biar bagaimana pun mereka tetap ortu kita. Yang udah capek-capek “bikin” kita, melahirkan kita, membesarkan kita.... Sehingga, nggak pantes kalo kita abis-abisan memusuhi mereka.

Percaya deh, mereka juga nggak mau kok hubungannya ancur lebur. Terutama sampe mengorbankan kita, anak-anaknya. Tapi, sebagai manusia biasa, adakalanya mereka kepeleset bahkan terjerembab. Bikin kesalahan fatal yang berbuntut lebih fatal lagi seperti ini.

Jadi kesimpulannya, tetaplah menyayangi dan menghormati bokap-nyokap. Karena, menghadapi perceraian ortu itu menyakitkan. Dan, mendapati kenyataan kalo setelah ortu bercerai kita juga kehilangan kasih sayang serta kesempatan bermanja-manja sama ortu lantaran sikap kita sendiri, itu jauh lebih menyakitkan!

BUAT DIRI KITA SENENG!
Maksudnya jelas bukan seneng-seneng yang berbahaya. Kayak seneng-seneng sambil nge-drugs, seneng-seneng sambil having sex or melakukan tindakan-tindakan bodoh lainnya. Yang seperti ini bukan seneng-seneng namanya. Cuma bikin susah diri sendiri!

Seneng-seneng di sini adalah dalam arti yang sesungguhnya. Bikin diri kita seneng dengan melakukan hal-hal positif yang emang kita sukai. Atau, tantang diri kita buat melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan, yang kalo sukses udah pasti bakal bikin seneng sampe tujuh turunan! Hehehe....

YANG NGGAK BOLEH TERJADI
1. Putus asa lalu ingin bunuh diri (halah!),

2. Curhat ke temen-temen tentang masalah ortu dan semua yang sedang terjadi dalam keluarga (ini namanya menebar aib, bro! mending ada jaminan mereka nggak bakal ember?!),

3. Lebih menunjukkan dukungan ke salah satu pihak (bokap atau nyokap) dan menunjukkan rasa benci pada pihak lain,

4. Curhat ke keluarga bokap atau nyokap (ke kakek, nenek, om, tante, sepupu, dll.) dengan cerita yang udah dicampur dengan perasaan pribadi (entar dua keluarga besar makin kusut hubungannya!),

5. Minder dan menarik diri dari pergaulan jika mulai ada temen yang tau konflik yang sedang lo alami.
| More

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63
:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar