Bila Putus Cinta Begitu Menyakitkan

Sabtu, 08 Mei 2010


Tak seorang pun yang pernah mengharapkan jalinan kasih yang telah dibina kandas begitu saja di tengah jalan. Tapi, namanya juga manusia, selalu saja ada hal-hal pelik yang bisa menyebabkan dua hati tak bisa lagi berpadu dalam sebuah janji untuk tetap bersama.

Sayangnya, tak seorangpun juga yang berkuasa menentukan bagaimana ia harus putus dengan kekasihnya. Meski selalu ingin pisah baik-baik, namun ada kalanya hal semacam itu tak terjadi. Setidaknya ada 4 jenis 'cara' yang lazim terjadi saat seseorang putus hubungan dengan kekasih hatinya. Dan, memahami bagaimana menghadapi keempat cara tersebut, akan membantu Anda untuk bisa tetap melanjutkan hidup dengan baik.

Putus baik-baik

Putus karena kesepakatan berdua, misalnya akibat tak tahan dengan hubungan jarak jauh atau seorang kekasih yang harus pindah jauh bisa termasuk dalam kategori ini. Putus baik-baik masih memungkinkan Anda dan dia berteman untuk masa mendatang. Meski baik-baik, namun yang namanya putus cinta itu selalu menyakitkan. Jadi, ada baiknya Anda memberi waktu bagi diri untuk 'berduka', baru Anda bisa melanjutkan hidup dengan membuka hati pada yang lain.

Putus karena kekerasan

Jika pasangan melecehkan atau melakukan kekerasan pada Anda, maka jelas sekali ini merupakan saat yang tepat untuk memutuskan hubungan. Seringkali putus karena kekerasan ini lebih terasa menyakitkan daripada putus dalam keadaan normal. Di sini Anda dituntut untuk meninggalkan pria yang masih Anda cintai, namun yang sayangnya tidak mencintai Anda dengan benar.

Mungkin keluarga atau teman tak akan sepenuhnya mengerti bagaimana mungkin Anda masih menangisi dan merindukan orang yang jelas telah membuat kepala Anda benjol. Yah, namanya juga buta!

Meski masih cinta, namun Anda tetap harus (berusaha) berpikir jernih dan memperhatikan keselamatan diri sendiri. Biasanya orang yang mengalami cinta kekerasan macam ini sering terjebak dalam pemikiran naif bahwa pasangannya pasti akan berubah, namun sayangnya kerapkali yang terjadi adalah ia tetap sama.

Untuk menghadapi putus cinta demikian, Anda jelas tidak bisa sendiri, harus ada orang lain yang membantu Anda melihat apa yang sebenarnya terjadi. Harus ada orang lain yang mengingatkan Anda tentang hal-hal buruk yang telah ia katakan/ lakukan. Harus ada orang yang cukup berani dan tegas dalam menghadapi rengekan Anda karena ingin bertemu dengan 'petinju' itu. Harus ada orang yang cukup peduli dan sayang pada Anda untuk memaksa Anda keluar dari cinta yang tak semestinya dipertahankan. Biasanya mereka-mereka itu adalah keluarga atau teman terdekat Anda.

Bila dia pergi begitu saja

Hingga semalam semuanya masih baik-baik saja, namun pagi ini Anda mendapatkan pesan yang cukup membuat Anda histeris. Dia minta putus! Tanpa kata, pelukan, ciuman perpisahan, dia pergi begitu saja dari hidup Anda. Katanya tak mau dijodohkan, katanya cinta, namun menghilang begitu saja. Nomornya tak bisa dihubungi, kosnya pindah, hanya ada sms atau selembar pesan saja.

Jika ini yang terjadi pada Anda, maka ini boleh dibilang merupakan pukulan yang berat karena Anda tidak memiliki persiapan dulu sebelumnya. Jadi, tak mengapa untuk tenggelam dan membanjiri bantal dengan air mata. Namun, setelah itu, Anda harus melanjutkan hidup tanpa dia.

Anda harus mau menerima kenyataan bahwa dia ternyata tidak cukup berani dan bertanggung jawab untuk menghadapi Anda terakhir kalinya. Anda harus memaksa diri sibuk agar dia terusir dari pikiran Anda. Buang semua kenangan tentang dia dan terimalah hal-hal baru yang disodorkan hidup pada Anda.

Anda yang minta putus

Anda sudah menimbang keputusan itu cukup lama. Dia tetap saja sama dan tidak berubah, dan Anda pun merasa sudah tidak bisa kompromi lagi. Meski cinta, namun Anda tetap tak bisa hidup dengan karakternya yang membuat Anda terganggu. Jadi, Anda tahu kalau harus putus. Dalam keadaan ini, jelas yang paling penting adalah Anda harus tahu apa yang Anda mau.

Saat Anda tergoda untuk mendekatinya lagi, maka selidiki apakah itu terjadi karena Anda merasa kesepian atau karena Anda memang merindukannya?! Ada banyak orang yang merasa menyesal setelah minta putus. Itu timbul karena fase bosan atau jenuh dengan pasangan. Jika Anda merasa bahwa Anda ingin kembali padanya, maka telepon dia. Jelaskan mengapa Anda minta putus dulu dan carilah solusi bersama untuk masalah itu. Namun, jika memikirkan hubungan yang ada saja sudah membuat kepala pening, maka mungkin keputusan Anda untuk putus adalah tepat.

Putus cinta memang selalu membawa duka dan luka, apapun alasannya. Jadi, hal terpenting di sini adalah berilah diri waktu untuk sembuh, namun ingatlah untuk tidak berkubang dalam kesedihan yang tiada akhir. Jika Anda mendapati diri terlalu sedih sehingga susah bangkit, maka Anda jelas butuh bantuan orang lain atau terapis. Kebanyakan orang menjadi lebih kuat, selektif, dan tegar usai mengalami patah hati.
| More

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63
:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar