Jaga Perasaan

Senin, 15 Maret 2010

“Jaga perasaan orang lain, dong!” Kalimat tersebut sering kali terdengar, entah dari mulut sobat, kakak, adik, atau diri kita sendiri. Kasus dan orang yang harus kita jaga perasaannya pun beragam. Tapi apa iya, tiap gerakan kita jadi terbatas bahkan sampai jadi “palsu” hanya demi menjaga perasaan? Atau kita bebas mengutarakan dan melakukan segala sesuatu apa adanya?




Miss Penjaga Perasaan
Apakah kita termasuk terlalu menjaga perasaan orang lain. Coba cek cirinya!
  • Setiap mau melakukan sesuatu selalu sibuk memikirkan gimana perasaan orang lain.
  • Selalu khawatir “apa kata orang lain”.
  • Ingin menyenangkan orang di sekitar kita.
  • Jarang menunjukan perasaan diri sendiri.
  • Sering bertindak/ bicara seperti apa yang diinginkan orang lain.
  • Nggak pernah memberi kritik ke teman.
  • Prinsipnya: lebih baik melakukan white lies daripada menyakiti perasaan orang lain.
Motif vs Akibat Ada berbagai alasan yang membuat kita cenderung terlalu menjaga perasaan orang lain. Namun, di balik motif yang terkesan “kuat” ini, ada konsekuensi mungkin nggak kita duga sebelumnya.
  • Motif: Nggak mau cari masalah a.k.a cari aman. Sering kita menjaga perasaan orang lain karena kita mau bermasalah sama mereka. Misalnya, kita nggak mau terus terang kalau dekat sama mantan pacar teman dengan alasan ingin menjaga perasaannya. Atau kita memilih diam saat teman nggak balikin barang kita.
    Akibat: Makan hati dan jadi “palsu”. Yap, itikad baik untuk nggak bermasalah sama teman justru potensial jadi bumerang, lho. Pertama, kita jadi nggak jujur sama diri sendiri dan itu bisa bikin kita nggak nyaman sama diri sendiri dan orang lain. Seperti, ketika kita bersikap segala sesuatunya baik-baik saja, padahal kita merasa sangat terganggu ketika teman nggak balikin buku atau ketika harus menutupi kedekatan kita dengan gebetan. Selain itu, masalah yang mengganjal karena kita cari aman adalah bisa “meledak” sewaktu-waktu dan mengancam hubungan kita dengan orang tersebut!
  • Motif: Pengin dianggap baik. Sebagai teman yang baik dan pacar yang pengertian, nggak apa-apa kan kita berkorban demi menjaga perasaan sahabat atau pacar? 
    Akibat: Woops, kalau begini, kebaikan kita malah dimanfaatkan dan digampangin sama orang lain. Lagipula, menurut Dale Carnegie seorang penulis dan motivator dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, hubungan baik dengan orang lain nggak bisa kita dapat dengan berusaha dianggap baik, tetapi dengan ketulusan diri kita. So, dengan kata lain kita tampil apa adanya.
  • Motif: Nggak pengin membuat mereka kecewa sedikit pun.
    Akibat: Jangan-jangan malah kita yang jadi over sensitive dan paranoid. Padahal bagi orang lain hal tersebut nggak masalah. Kalau dibiarkan, selain makin parno, kita juga bisa jadi pribadi yang mudah tersinggung.
  • Motif: Ingin menyenangkan hati orang lain dengan tindakan kita. Hal ini membuat kita pantang untuk mengkritik mereka, sekali pun mereka salah.
    Akibat: Hati-hati, sikap kita ini bisa menjerumuskan orang lain! Misalnya, karena ingin menyenangkan mama, kita bilang kalau baju yang ia pilih bagus. Padahal sama sekali nggak cocok dipakai. Itu sama artinya kita berperan membuat mama tampil nggak oke. Hmmm....
  • Motif: Belum terlalu dekat dengan seseorang seringkali membuat kita jadi nggak enakan, dan cenderung menjaga perasaan orang tersebut.
    Akibat: Memberi kesan yang salah/ harapan palsu. Kalau dibiarkan bisa bikin salah tanggap. Contohnya saat kita nggak enak untuk menolak usaha gencar cowok yang pedekate padahal kitanya nggak suka. Karena kita nggak bersikap tegas kepadanya, alhasil, dia malah mengira kita juga tertarik. Repot, kan?
| More

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63
:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar